Minggu, 29 Oktober 2017

Sejarah Aliran Developmentalisme

Sejarah Aliran Developmentalisme
Paham Developmentalisme berkembang pada abad 19. Aliran ini memandang proses pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa, maka aliran ini disebut juga sebagai aliran psikologis dalam pendidikan. Tokoh aliran ini adalah Pestalozzi, Johan Fredrich Herbart, Fredrich Wilhelm Frobel dan Stanley Hall. Menurut Pestalozzi tujuan pendidikan adalah meningkatkan derajat sosial seluruh umat manusia, untuk itu dikembangkan semua aspek individualnya yaitu otak, tangan dan hati mereka. Menurut Herbart, tujuan pendidikan adalah membentuk watak susila, melalui pengembangan minat seluas-luasnya. Minat anak dikembangkan lewat pengajaran agar memperoleh pengetahuan, sehingga anak mau melakukan sesuatu.

Tujuan pendidikan Frobel adalah mengembangkan semua potensi pada anak itu agar menjadi aktual dan agar berhasil baik dibutuhkan kreativitas anak untuk mengembangkan dirinya. Tujuan pendidikan Stanly Hall adalah mengembangkan semua kekuatan yang ada sehingga memperoleh kepribadian yang harmonis. Menurut Stanly kehidupan fisik dan mental berjalan paralel, tingkat perkembangan mental anak mengikuti tingkat perkembangan jenis manusia.
Sejarah mengenai developmentalisme di awali  pasca perang dunia kedua, Negara-negara berkembang menjadi ladang pertempuran ideologis antara sosialisme dengan liberalisme. Sosialisme tumbuh subur dan liberalisme mulai kehilangan eksistensi. Di Indonesia, tumbuh suburnya sosialisme ditandai dengan kedekatan rezim orde lama dengan petinggi Partai Komunis Indonesia yang saat itu menganut aliran sosialisme garis keras. Indonesia juga mendeklarasikan poros Jakarta-peking dan memasukan ideologi sosialisme kedalam ideologi dasar negara. Para pakar sejarah ilmu politik mengenalnya dengan ideologi NASAKOM.
Lengesernya presiden soekarno dan tumbuhnya rezim orde baru merupakan sebuah awal kemenangan bagi developmentalisme di Indonesia. Rezim orde baru sangat  bersahabat dengan ideologi developmentalisme ini. Dengan dirangkulnya ideologi ini, orde baru bermaksud merupah Indonesia menjadi sebuah Negara maju, selayaknya jepang yang maju karena mengadopsi secara total ideologi ini.[1]
Karena bertujuan untuk memodernisasikan masyarakat dan segala aspek kehidupan yang berjalan bersamaan dengannya, developmentalisme seringkali berkontradiksi dengan tradisionalitas. Hingga saat ini, beberapa petani menolak untuk mengadopsi ideologi tersebut. Hal itu dikarenakan indikator kemajuan yang ditawarkan oleh developmentalisme ternyata bertolak-belakang dengan nilai-nilai sosial-budaya yang telah masyarakat pegang teguh selama berabad-abad.



[1] Mansour Fakih. 2009. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hal 200.